Maksud dan Tujuan Istilah Psikologi
Anda perlu memahami maksud dan tujuan istilah psikologi bila Sehat Jiwa Raga banyak menguraikan kata – kata sulit yang ada di bidang kesehatan mental atau bidang psikologi dalam banyak postingan. Karena penjabaran kata – kata sulit dalam kamus psikologi ini dapat dijadikan sebagai salah satu alat penting dalam dunia psikologi yang berfungsi sebagai referensi untuk memahami istilah – istilah teknis, konsep, dan teori yang sering digunakan dalam disiplin ilmu psikologi. Kehadiran kamus psikologi memberikan manfaat yang luas baik bagi akademisi, praktisi, maupun masyarakat umum yang tertarik mendalami psikologi. Berikut adalah penjelasan mengenai maksud dan tujuan dibuatnya istilah psikologi:
Maksud Istilah Psikologi
Mempermudah Pemahaman Istilah Psikologi
Psikologi adalah ilmu yang kompleks dan sering kali menggunakan istilah-istilah yang sulit dipahami oleh orang awam. Istilah psikologi bertujuan untuk memberikan definisi yang jelas dan ringkas, sehingga pengguna dapat memahami istilah tersebut dengan mudah.Sebagai Sumber Informasi Ilmiah
Kamus ini dibuat untuk menyajikan informasi yang terpercaya dan berbasis pada penelitian psikologi terbaru. Dengan demikian, pengguna mendapatkan pemahaman yang akurat sesuai dengan perkembangan ilmu psikologi.Meminimalkan Kesalahpahaman
Dalam penerapan ilmu psikologi, penggunaan istilah yang kurang tepat dapat menyebabkan kesalahpahaman. Istilah psikologi membantu memastikan istilah digunakan sesuai konteks yang benar.Meningkatkan Literasi Psikologi
Dengan menyediakan pengetahuan dasar yang mudah diakses, istilah – istilah psikologi ini dibuat untuk mendorong peningkatan literasi psikologi di masyarakat.
Tujuan Istilah Psikologi
Membantu Proses Pembelajaran
Istilah psikologi dirancang untuk mendukung siswa, mahasiswa, dan pengajar dalam mempelajari konsep-konsep psikologi. Dengan adanya istilah – istilah psikologi ini, proses pembelajaran menjadi lebih terarah dan terstruktur.Mendukung Praktisi Psikologi
Bagi para psikolog dan praktisi di bidang kesehatan mental, kamus ini membantu memastikan bahwa mereka memahami dan menggunakan istilah dengan benar saat bekerja dengan klien, menyusun laporan, atau berkomunikasi dengan rekan sejawat.Mempermudah Penelitian
Istilah psikologi menjadi referensi utama bagi peneliti dalam memahami terminologi yang relevan dengan topik penelitian mereka. Ini juga membantu menjaga konsistensi dalam penggunaan istilah.Menyediakan Akses Pengetahuan untuk Umum
Selain untuk kalangan akademisi, istilah psikologi juga bertujuan menjembatani masyarakat umum dengan dunia psikologi. Hal ini membantu masyarakat memahami isu-isu psikologis secara lebih baik dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.Mendorong Keseragaman Istilah
Keseragaman istilah psikologi dapat membantu menciptakan standar dalam penggunaan istilah di berbagai wilayah atau konteks. Dengan begitu, istilah-istilah psikologi dapat dipahami dengan cara yang sama oleh semua pihak, terlepas dari latar belakang mereka.
Berikut ini beberapa istilah psikologi yang disusun berdasarkan abjad yang dimulai dari abjad huruf A.
• Abaran : Hambatan kejiwaan.
• Abasia : Gangguan koordinasi motorik yang menyebabkan kesulitan dalam berjalan.
• Abibliofobia : gangguan kecemasan kehabisan buku untuk dibaca.
• Ableisme : Perlakuan berbeda yang ditujukan kepada orang yang memiliki kebutuhan khusus atau orang yang memiliki keterbatasan.
• Abreaksi : Proses berkurangnya rasa cemas dengan melepaskan tekanan dari suatu pengalaman tertentu.
• Abstinensi : Usaha pengontrolan diri dari hal yang kurang baik.
• Abstraksi :
1. Metode atau cara untuk mendapatkan kepastian hukum atau pengertian melalui penyaringan terhadap gejala atau peristiwa.
2. Kondisi seseorang yang sedang linglung atau bingung.
• Adiksi : Ketergantungan, baik secara fisik maupun psikologis, atau terhadap obat – obatan.
• Aeronausifobia : Rasa takut atau khawatir hendak muntah karena mabuk udara.
Afasia ekspresif : Kehilangan kemampuan berbicara, menulis, atau melakukan gerak isyarat yang jelas dan dapat dimengerti yang disebabkan oleh kerusakan pada otak.
• Afek Mengambang : Perasaan – perasaan yang terlepas dari objek asalnya yang kemudian dapat melekat pada objek lain.
• Afeksi :
1. Emosi atau perasaan yang lunak.
2. Rasa kasih sayang.
• Afektif :
Berhubungan dengan perasaan, seperti rasa cinta, rasa takut, dan lain sebagainya.
• Afektivitas :
Kemampuan atau kecenderungan untuk mengalami emosi, baik positif maupun negatif, dan bereaksi terhadap emosi tersebut.
• Afektivitas Positif:
Suasana hati yang baik, seperti tertawa, senyum dan hati yang gembira.
• Ageisme :
Prasangka terhadap individu atau kelompok berdasarkan usianya.
• Agirofobia :
Rasa takut dan khawatir terhadap jalan atau saat menyeberang jalan.
• Agliofobia :
Rasa takut dan khawatir terhadap rasa sakit.
• Agonis :
Obat yang dikombinasikan dengan reseptor untuk memunculkan akibat tertentu.
•Agorafobia :
Rasa cemas terhadap keramaian atau kerumunan ( orang ).
•Agrafobia :
Rasa takut dan khawatir terhadap kekerasan seksual.
• Agresi :
Perasaan marah atau tindakan kasar akibat kekecewaan atau kegagalan dalam mencapai pemuasan atau tujuan yang dapat diarahkan kepada orang atau benda yang ada di sekitarnya.
• Agresi Altruistis :
Kekerasan yang dilakukan untuk melindungi orang lain.
• Agresi Benci :
Serangan yang dilakukan untuk menyakiti korban.
• Agresi Instrumental :
Suatu agresi untuk memperoleh suatu objek, daerah kekuasaan, atau kehormatan.
• Agresi Iritasi :
Serangan atas kemarahan yang diarahkan terhadap suatu benda ketika seseorang merasa frustrasi, terluka, merasa kehilangan, atau stress.
• Agresi Kasih Ibu :
Respons menyerang yang muncul dalam diri wanita ketika berhadapan dengan sesuatu yang dianggap dapat mengancam keturunannya.
• Agresi Langsung :
Penyerangan langsung terhadap sumber yang menimbulkan frustrasi.
• Agresi Operan :
Sikap agresif yang merupakan cara untuk mencapai suatu hasil, misalnya mendorong seseorang ke pinggir agar dapat segera keluar dari ruangan.
• Agresi Permusuhan :
Serangan yang diarahkan kepada orang lain untuk menyakiti orang tersebut.
• Agresi Teralih :
penyerangan yang ditujukan kepada orang atau benda yang bukan merupakan sumber frustrasi, terjadi ketika sumber frustrasi tidak ada atau untuk membalas dendam.
• Agresif :
Cenderung (ingin) menyerang sesuatu yang dipandang sebagai hal atau situasi yang mengecewakan, menghalangi, atau menghambat.
• Agrizoofobia :
Rasa takut dan khawatir terhadap binatang buas saat berada di alam bebas atau di kebun binatang.
• Agromania :
Gangguan jiwa terhadap segala hal yang berkaitan dengan pertanian.
• Ahilognosia :
Gangguan yang menimbulkan kesulitan dalam membedakan ukuran fisik, seperti berat, kepadatan atau tekstur (dengan indra peraba).
• Aibohfobia :
Rasa takut dan khawatir terhadap kata atau rangkaian kata, atau bilangan yang terbaca sama, baik dari depan maupun dari belakang, seperti kodok, radar, taat,masak, dan lain sebagainya.
• Aikmofobia :
Rasa takut dan khawatir terhadap jarum atau benda – benda tajam lainnya.
• Ailurofilia :
Perasaan sayang yang berlebihan pada kucing kesayangan seseorang.
• Akarofobia :
Perasaan takut dan cemas terhadap rasa gatal atau serangga yang menyebabkan gatal, seperti ulat bulu, pohon bambu, daun jagung dan lain sebagainya.
• Akatalepsia :
Keterbatasan daya tangkap terhadap perkataan yang diterima. Sinonim kata : kedunguan.
• Akinesia :
Penurunan aktivitas gerak tubuh normal akibat adanya cedera pada area motor tambahan yang berada pada organ otak.
• Akluofobia :
Rasa takut dan gentar terhadap lingkungan yang gelap.
• Akrofobia :
Rasa takut dan gentar di tempat – tempat yang tinggi ; takut pada ketinggian tertentu.
• Akromania :
Rasa senang yang berlebihan dalam menciptakan singkatan – singkatan kata yang membuat orang lain sulit mengerti akan singkatan tersebut.
• Akroparaestesia :
Sensasi mati rasa akibat dari tersengat pada bagian tubuh.
• Akrotomorfilia :
Gangguan dalam berperilaku seksual yang ditandai dengan fantasi gairah dan dorongan seks yang menganggap kaki pasangannya seolah – olah seperti diamputasi.
• Aktualisasi Diri :
Usaha berkelanjutan untuk terus memenuhi suatu tujuan ; Tingkat kebutuhan manusia tertinggi dimana situasi dan kondisinya dapat memberikan kesempatan dan kemungkinan untuk mengembangkan bakat dan karier seseorang.
• Alaestesia :
Gangguan pada tubuh yang ditunjukkan dengan adanya stimulasi taktil pada bagian tubuh tertentu yang rasa sakitnya dirasakan bagian tubuh lain.
• Albuminurofobia :
Rasa takut dan khawatir terhadap penyakit ginjal.
• Alektorofobia :
Rasa takut terhadap anak ayam.
• Algofobia :
Rasa takut dan gentar terhadap rasa sakit, baik merasakan, menyebabkan, atau melihat seseorang kesakitan.
•Alienasi Mental :
Gangguan mental
• Aliumfobia :
Rasa takut terhadap sesuatu yang berbau bawang putih.
• Alkoholisme Awitan Dini :
Perkembangan gaya hidup menyukai minuman alkohol mulai dari masa remaja sampai dengan paruh baya.
• Alkoholisme Awitan Lanjut :
Gaya hidup membudayakan alkohol sebagai minuman favorit yang muncul pada usia pertengahan atau paruh baya sampai ke lanjut usia.
• Alodinia :
Persepsi rasa sakit yang memunculkan stimulus rasa tidak sakit.
• Alodoksafobia :
Rasa cemas akan pandangan orang lain.
• Alterego :
Orang yang membantu serta menemani sahabat karib (seorang tokoh) dalam segala hal dan segala keadaan; kawan sejati yang tidak terpisahkan, misalnya suami atau istri.
• Amaksofobia :
Rasa takut dan gentar pada saat mengendarai mobil atau sedang berada di dalam mobil.
• Amanita Muskaria :
Jamur Amanita Muscaria yang jika dikonsumsi dapat memberi efek halusinasi.
• Amantadin :
Obat anti virus yang dapat menghambat pengambilan dopamin ( senyawa kimia yang ada di dalam otak ) dari otak, meningkatkan jumlah dopamin yang masih tersedia.
• Amatofobia :
Rasa takut dan khawatir terhadap debu.
• Ambang Mutlak
Batas stimulus yang ditangkap oleh indera.
• Ambivalensi :
Perasaan tidak sadar yang saling bertentangan terhadap situasi yang sama atau terhadap seseorang pada waktu yang sama.
• Ambligeustia :
Gangguan pada indera pengecap
• Amblikusia :
Gangguan pada indera peraba.
• Amikofobia :
Gangguan kecemasan terhadap luka garuk atau terkena garuk.
• Amnesia Disosiatif :
Amnesia yang disebabkan oleh gangguan fungsi afektif.
• Amnesia Mundur :
Ketidakmampuan seseorang untuk mengingat kembali kejadian traumatik yang menimbulkan amnesia.
• Amnesia Psikologis :
Amnesia periodik tentang identitas diri, informasi pribadi yang penting, dan ingatan tertentu selama beberapa waktu karena mengalami atau menyaksikan kejadian yang sangat traumatis.
• Amnesia Retrograd :
Ketidakmampuan seseorang untuk mengingat kejadian yang terjadi sebelum cedera otak atau kejadian traumatis.
• Amnesia Sumber :
Ketidakmampuan seseorang untuk mengingat asal pengetahuan yang dimiliki, misalnya belajar berjalan.
• Amofilia :
Ketertarikan yang luar biasa pada pasir atau tanah berpasir.
• Amorfognosia :
Gangguan kejiwaan yang ditandai dengan sulitnya mengenali ukuran dan bentuk suatu benda melalui indra peraba.
• Amuk :
Situasi tidak terkontrol ; kerusuhan yang dibarengi dengan kekerasan.
• Anabelfobia :
Gangguan kecemasan pada saat melihat ke atas.
• Anak Berkebutuhan Khusus :
Anak yang memiliki karakteristik khusus yang berbeda dengan anak – anak lain pada umumnya tanpa selalu menunjukkan ketidakmampuan mental, emosional, atau fisik, termasuk penyandang cacat (tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras).
2. Anak dengan kesulitan belajar, gangguan perilaku, atau gangguan kesehatan.
• Anak Sukar :
Anak yang memiliki tingkah laku menyimpang dari norma – norma sosial yang biasanya tidak dapat diatasi dengan cara – cara biasa.
• Anak Tolakan :
Anak yang tidak diterima orang tua karena orang tua bersikap tidak memberi kasih sayang, perhatian, dan sebagainya dengan berbagai alasan yang biasanya sulit diterima dengan akal sehat.
• Anaklisis :
Keadaan emosi yang bergantung pada orang lain.
• Analisis Fungsional :
Analisis perilaku berupa pengukuran variabel yang dapat memengaruhi kemunculan dan bertahannya suatu perilaku.
• Analisis Perilaku Rerapan :
Aplikasi prinsip pembiasaan dengan menggunakan instrumen guna mengubah perilaku manusia.
• Analisis Transaksional :
Bentuk analisis yang dikembangkan dalam kelompok psikoterapi, bertujuan untuk membuat peserta terapi mencapai sikap hidup adaptif, dewasa, dan realistis.
• Anamnesis :
Keterangan tentang kehidupan seseorang yang diperoleh melalui wawancara dan sebagainya.
• Anatidaefobia :
Rasa takut terhadap bebek atau itik.
• Androfilia :
Ketertarikan yang luar biasa terhadap pria atau laki – laki.
• Androfobia :
Rasa takut dan khawatir terhadap laki – laki.
• Aneka Segi :
Hal yang melibatkan banyak komponen.
• Anemofobia :
Rasa takut dan khawatir terhadap udara.
• Anestesia Emosional :
Ketidak pekan perasaan yang terjadi akibat adanya gangguan kepribadian seseorang.
• Anestesia Regional :
Anestesia yang dilakukan dengan pemberian obat ke dalam pembuluh darah secara terisolasi untuk menghasilkan sensasi mati rasa pada seluruh tangan dan kaki.
• Anginofobia :
Rasa takut dan gentar terhadap lingkungan yang sempit dan sesak.
•Anglofilia :
Kecintaan pada orang, budaya, atau segala sesuatu yang berkaitan dengan Inggris.
• Anglofobia :
Rasa takut dan cemas terhadap segala yang berkaitan dengan Inggris.
• Angrofobia :
Rasa cemas dan khawatir terhadap rasa marah.
• Anhedonia :
Kondisi depresi yang ditandai dengan kehilangan minat untuk hidup dalam kesenangan atau untuk menikmati sesuatu.
• Animisme Piaget :
Suatu teori Piaget tentang kecenderungan anak untuk memberi kehidupan pada objek tak bernyawa.
• Animisme Tahap Praoperasional
Tahap kedua dalam teori perkembangan kognitif Piaget yang ditandai oleh cara berpikir yang tidak logis.
• Angkraofobia :
Rasa takut pada angin.
• Anomi :
Gejala ketidakseimbangan psikologis yang dapat melahirkan perilaku menyimpang dalam berbagai manifestasi.
• Ansietas :
Kondisi emosional yang tidak menyenangkan, ditandai dengan perasaan – perasaan subjektif seperti ketegangan, ketakutan, dan kekhawatiran, serta pengaktifan sistem saraf pusat.
• Ansietas Antisipatif :
Ansietas yang timbul karena mengantisipasi kejadian buruk yang diperkirakan pasti terjadi.
• Ansietas Kebiri :
Ansietas terhadap disfungsi organ seksual seseorang, baik secara nyata maupun imajiner.
• Ansietas Pisah :
Distres yang tampak pada bayi ketika berpisah dari orang tua atau pengasuhnya.
•Ansietas Primal :
Kecemasan yang dialami bayi segera setelah keluar dari rahim yang melindunginya dan memasuki dunia luar yang hingar – bingar.
•Ansietas Sosial :
Ansietas yang timbul ketika berada dalam lingkup sosial.
• Ansietas Tampilan :
Ansietas yang timbul saat diminta melakukan suatu kegiatan, timbul akibat adanya perasaan takut akan kegagalan dan penghinaan publik, serta kurang kepercayaan diri untuk dapat bertindak sesuai yang diharapkan, misalnya kecemasan menghadapi ujian.
• Antipsikotik :
Obat – obatan yang digunakan untuk mengatasi masalah gangguan psikis seseorang.
• Antipsikotik Non Spesifik :
Obat – obatan yang digunakan untuk mengatasi masalah gangguan psikis seseorang yang tidak terperinci.
• Antlofobia :
Rasa takut dan cemas atau rasa khawatir terhadap timbulnya kondisi banjir.
• Antofilia :
Rasa senang atau adanya Ketertarikan yang berlebihan terhadap bunga.
• Antofobia :
Rasa cemas terhadap bunga.
• Antomania :
Rasa suka yang berlebihan pada bunga.
• Antropofobia :
Rasa cemas, takut, dan khawatir di tempat banyak kerumunan orang.
• Anuptafobia :
Rasa cemas dan khawatir bila terlalu lama melajang atau lama takut tidak memiliki pasangan hidup.
• Apati Pengamat :
Keengganan seseorang untuk memberikan bantuan kepada orang yang tidak dikenal.
• Apeirofobia :
Rasa cemas terhadap Ketidak tentuan.
• Apersepsi :
Pengamatan secara sadar dan penghayatan tentang segala sesuatu dalam jiwanya atau dirinya sendiri yang menjadi dasar perbandingan serta landasan untuk menerima ide baru.
• Apifobia :
Rasa cemas terhadap lebah.
• Apimania :
Rasa suka dan rasa senang yang berlebihan terhadap lebah.
• Apodisofilia :
Keinginan untuk membuka buka baju dan atau celana di depan umum.
• Arahan Luar Diri :
Penggambaran orang – orang yang menanggapi masyarakat untuk mencari pengakuan dan kepopuleran.
• Araknofilia :
Rasa takut terhadap laba – laba.
• Area Broca :
1. Area pada otak yang terletak di hemisfer serebral yang berkaitan erat dengan produksi kata, berasal dari nama Paul Broca, seorang ahli bedah Prancis.
2. Pusat bahasa
• Aritmofobia :
Rasa khawatir dan takut terhadap angka dan bilangan.
• Arogan :
1. Sombong, angkuh, congkak.
2. Memiliki perasaan superior yang termanifestasi dalam sikap suka memaksakan kehendak diri sendiri terhadap orang lain.
• Arsonfobia :
Rasa takut terhadap api.
• Asesi :
Orang atau pihak yang dinilai.
• Asetaldehida :
Cairan tidak berwarna yang terakumulasi ketika meminum minuman keras dan menggunakan obat – obatan secara bersamaan.
• Asetilkolin :
1. Neurotransiter penting pada sistem pusat yang berguna untuk menggerakkan otot tubuh dan menghambat otot jantung.
2. Pengantar unsur kimiawi pada neuron motor pada sistem saraf perifer.
• Asfiksolia :
Kehilangan denyut nadi sewaktu – waktu.
• Asiafilia :
Orang yang sangat tertarik pada budaya orang Asia.
• Asimilasi Piaget :
Teori Piaget tentang menerima dan menginterpretasi informasi baru pada pengetahuan dan pemahaman.
• Astenofilia :
Rasa takut terhadap rasa lemas atau takut pingsan.
• Astrafobia :
Rasa takut dan gentar terhadap kilat, gemuruh atau guntur.
• Astrofobia :
Rasa takut terhadap langit atau bintang.
• Asuhan Kanguru :
Metode perawatan bayi yang memiliki berat lahir kecil dengan metode menggendong yang memungkinkan adanya sentuhan kulit antara ibu dan bayi.
• Asuhan Pemanjaan :
Metode pengasuhan anak dengan melibatkan diri secara penuh, tetapi kurang memberi batasan dan larangan.
• Ataksofobia :
Rasa takut terhadap pada situasi tidak rapi dan tidak teratur.
• Atavisme :
1. Kebiasaan mengikuti budaya adat istiadat kuno secara turun – menurun.
2. Pemunculan kembali sifat – sifat (ciri – ciri) pada seseorang yang sudah lama tidak muncul pada generasi yang sebelumnya.
• Atazagorafobia :
Perasaan khawatir menjadi lupa atau dilupakan dan tidak diperlukan.
•Atelofobia :
Rasa khawatir terhadap ketidaksempurnaan.
• Atensi Selektif :
Tipe cara perhatian seseorang yang hanya berfokus pada informasi yang relevan atau yang berkaitan.
• Atensi Terbagi :
Tipe cara perhatian seseorang yang menghadirkan dua bagian dari satu informasi yang simultan atau secara bersamaan.
• Atikifobia :
Rasa takut dan khawatir terhadap segala bentuk kegagalan.
• Atomosofobia :
Rasa takut dan gentar terhadap bom atom yang mencederai dan memastikan.
• Atribusi :
Pemahaman atas perilaku diri sendiri atau orang lain berdasarkan cara pandang diri sendiri.
• Atribusi Defensif :
Kecenderungan untuk menyalahkan korban sebagai cara menghindari rasa cemas yang timbul karena pemikiran menjadi korban.
• Audiensi imajiner :
Konsekuensi dari egosentrisme remaja ketika remaja membayangkan bahwa mereka menjadi pusat perhatian.
• Aulofobia :
Perasaan terhadap securing.
• Aurofobia :
Rasa khawatir terhadap emas.
• Autentisitas :
Fenomena yang nyata dan terpercaya keberadaannya.
• Autodisomofobia :
Perasaan takut terkena atau tercium bau badan orang lain.
• Autofobia :
Perasaan khawatir dan cemas terhadap diri sendiri.
• Automatonofobia :
Rasa takut terhadap robot atau patung yang menyerupai manusia.
• Automisofobia :
Perasaan khawatir terhadap kondisi kotor dan takut terkena kotor.
• Autosugesti :
Proses mempengaruhi persepsi, perilaku, atau kondisi fisik seseorang dengan kekuatan sugesti orang itu sendiri.
• Aversi :
Perasaan tidak setuju yang disertai dorongan untuk menarik diri atau menghindar.
• Aversi Makanan :
Fenomena yang muncul ketika makanan tertentu menjadi tidak disukai akibat pengasosiasian stress yang tidak terhindarkan.
• Aviatovofobia :
Rasa takut yang sangat besar yang muncul setiap kali akan melakukan perjalanan udara.
• Avolisi :
Perilaku yang dilakukan bukan atas kemauan diri sendiri.
• Awet Rajet :
Perselisihan dalam rumah tangga akibat kurang kerukunan atau keselarasan di antara pasangan.
• Awitan :
Waktu kejadian.
• Awitan Akut :
Kemunculan awitan suatu gangguan secara tiba – tiba.
Kesimpulan
Maksud dan tujuan istilah psikologi adalah untuk memberikan pemahaman yang jelas dan akurat tentang istilah-istilah dalam psikologi, mendukung proses pembelajaran, penelitian, dan praktik profesional, serta meningkatkan literasi psikologi di masyarakat. Dengan kamus ini, diharapkan ilmu psikologi menjadi lebih mudah diakses dan dipahami oleh semua kalangan, sehingga kontribusinya terhadap kehidupan manusia semakin optimal.
Salam sehat jiwa dan raga !